Sejarah Batik Jumputan – Lengkap Dengan Asal, Motif, Cara Membuat Dan Harganya

Sejarah Batik Jumputan – Batik sudah menjadi identitas yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu warisan budaya, pada umumnya baju batik selalu menjadi pilihan utama bagi semua kalangan yang ingin tampil elegan dan berkelas. Seperti ketika datang ke acara yang formal seperti pesta, jamuan makan, ke kantor, dan saat bertemu dengan klien.

Nah, jika Anda ingin tampil sedikit santai namun tetap terlihat elegan dan berestetika tinggi. Ada satu pilihan jenis pakaian yang bisa Anda gunakan yaitu batik jumputan.

sejarah batik jumputan
Photo by Instagram@@okkykumala

Apa sejarah kain jumputan, dari mana asal, dan apa yang menjadi ciri khas batik jumputan? Yuk kita bahas lengkap di sini.

Apa Sejarah Kain Batik Jumputan?

Jika membahas tentang sejarah, pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah dari mana asal batik jumputan?

Sebagian besar orang mengaitkan batik ini dengan daerah Jawa Tengah, terutama kota Jogja, Solo, dan Klaten. Hal ini dikarenakan cara pembuatannya yang menggunakan cara ditarik. Dalam bahasa Jawa istilah “ditarik” ini disebut dengan “dijumput”.

Namun sebenarnya teknik pembuatan kain dengan cara dijumput dan diikat atau tye-dye ini awalnya berasal dari daerah Tiongkok. Yang kemudian berkembang dalam misi perdagangan hingga ke Asia Tenggara dan Afrika melalui jalur sutera. Hal ini tertulis pada buku berjudul Kriya Tekstil Terapan yang diterbitkan oleh Ideas Publishing pada tahun 2017.

Selain itu ada juga tulisan yang menyebutkan bahwa teknik Jumputan ini berasal dari masyarakat Bandhu. Ada juga yang mencatat teknik pewarnaaan kain dengan cara ini tie-dye ini ditemukan di Peru, Yunani, dan juga negara – negara di Afrika.

Sedangkan Indonesia sendiri mengenal teknik pembuatan ini berkat peran saudagar – saudagar dari India yang berdagang di sini. Mereka jugalah yang membantu menyebarkan motif Jumputan ini ke seluruh wilayah di Indonesia.

Literatur lain juga ada yang menyebutkan bahwa Indonesia sudah menggunakan teknik ini sejak abad 10 dengan ditemukannya prasasti Sima.

Perkembangan Sejarah Batik Jumputan di Indonesia

Seperti jenis batik lainnya, kain jumputan pada awalnya juga hanya boleh dikenakan oleh kalangan bangsawan kraton dan kerajaan. Dan seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kain batik jumputan juga mulai populer dikenakan oleh masyarakat umum. 

Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari gigihnya para pengrajin yang selalu berinovasi mengembangkan teknik dan motif – motif baru. Selain itu juga ada peran pedagang yang tidak kenal lelah memperkenalkan batik jumputan ke daerah lain hingga mancanegara.

Di era teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, para desainer baju muda juga mulai berinovasi menggunakan batik jumputan. Banyak dari mereka yang memamerkan hasil karyanya yang indah di sosial media sehingga semakin jangkauannya semakin luas. 

Para pengrajin, pedagang, dan desainer muda ini kelak akan tercatat menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan batik jumputan di Indonesia.

Nama Lain dari Batik Jumputan

Photo by Instagram@ratuvictoria

Berdasarkan tulisan sejarah batik jumputan di atas, salah satu poin yang bisa kita ambil adalah batik jumputan tersebar hampir di seluruh Indonesia bahkan negara lain.

Secara umum nama lain dari batik jumputan adalah tie-dye. Sedangakan di Indonesia sendiri ada beberapa istilah lain untuk menyebut batik jumputan ini. Ada yang menyebutnya dengan teknik ikat celup. Dan dua daerah lain yang terkenal dengan batik jumputannya adalah Palembang yang menyebutnya dengan kain pelangi atau cinde. Sedangkan di Banjarmasin disebut dengan kain sasirangan.

Ciri Khas dan Motif

Batik Jumputan memiliki motif dan ciri khas yang berbeda dari jenis batik lainnya. Perbedaan yang mencolok adalah motifnya yang terkesan santai dan sederhana. Warna yang digunakan sebagai dasar kain juga biasanya lebih ke warna merah, biru, pink atau hijau.

sejarah batik jumputan
Photo by Instagram@siwiagnesia

Ciri khas lainnya dari batik jumputan ini adalah adanya warna putih yang disebabkan oleh bekas ikatan. Seperti yang disebutkan pada point sejarah batik jumputan di atas, batik ini dibuat salah satunya dengan menggunakan teknik ikat. Setelah diikat menggunakan karet, tali, atau benang kain akan dicelup kedalam cairan pewarnaan. Nah setelah diberi warna, ikatan dibuka dan bekas ikatannya akan berwarna putih karena tidak kena bahan pewarna.

Sedangkan untuk motifnya, batik Jumputan cukup bervariasi. Mulai dari bentuk melingkar, mawar, donat, garis dan masih banyak lagi. 

Cara Membuat Batik Jumputan

Setelah kita mempelajari tentang sejarah batik Jumputan, akan lebih lengkap kalau kita juga sedikit mengetahui cara pembuatannya. 

Seperti yang sudah kita bahas, batik jumputan adalah salah satu teknik pewarnaan kain tradisional. Pada awalnya dulu, pewarnaan yang digunakan adalah bahan pewarna alami yang biasanya didapat dari daun – daun, akar, batang, dan bahan – bahan dari alam lainnya. 

Seiring perkembangan zaman, bahan – bahan tersebut mulai sulit ditemukan. Sehingga para pengrajin berinovasi dan mulai menggunakan bahan pewarna sintesis. Dengan jenis ini, pilihan warna yang dapat diaplikasikan ke atas kain jadi semakin banyak dan bervariasi.

Meskipun begitu bahan pewarna alami masih digunakan sampai saat ini. Karena masing – masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing.

Proses Pembuatan

Setiap daerah memiliki teknik pembuatan batik jumputan masing – masing. Selain itu, tekniknya juga tergantung dengan jenis dan pola batik jumputan yang ingin dihasilkan. Berikut adalah proses pembuatan batik jumputan secara umum.

  1. Pola yang diinginkan digambar di atas kain menggunakan pensil.
  2. Kain diikat sesuai dengan pola yang sudah digambar. Pastikan ikatannya kencang karena akan mempengaruhi motif dan hasil pewarnaan.
  3. Setelah itu kain tersebut akan dimasukkan ke dalam air mendidih yang sudah dikasih larutan pewarna. Proses ini bisa dilakukan beberapa kali tergantung jumlah warna yang diinginkan. Jika hanya ingin satu warna, kain bisa langsung dimasukkan semua.
  4. Jika sudah dirasa cukup, kain diangkat dari rebusan air dan dibersikan dengan air dingin.
  5. Selanjutnya ikatan kain dilepas dan mulai proses pengeringan dengan cara diperas dan dijemur.

Kualitas kain batik jumputan ditentukan pada proses pembuatan ini. Setiap langkah harus dikerjakan dengan hati – hati. Semakin berpengalaman seorang pengrajin dalam membuat kain jumputan, tentunya semakin bagus pula kualitasnya.

Perkiraan Harga Kain Batik Jumputan

Karena pembuatannya tidak serumit jenis batik tulis dan cap, harga kain batik jumputan tidak semahal batik tersebut. Meskipun begitu, besaran harganya juga dipengaruhi oleh tingkat kerumitan motif dan juga jumah pewarnaanya. Hal ini disebabkan oleh proses pembuatannya yang manual sama dengan 2 jenis batik tadi.

Harga batik jumputan dengan kualitas yang rendah biasanya berkisar antara Rp25 ribuan hingga Rp50 ribuan. Sedangakan yang berkualitas bagus mulai dari Rp75 ribuan hingga ratusan ribu.

Pesan Batik Custom Jumputan

Itulah tadi penjelasan tentang sejarah batik jumputan lengkap dengan asal dan harganya. Jika Anda berencana untuk pesan batik custom jumputan untuk seragam komunitas, kantor, atau perusahaan Anda. Silahkan klik tombol di bawah.

× WhatsApp kami di sini